Disini, kembali... Kita hadirkan semua yang telah kita lewati bersama, hingga semester 2 ini pun tiba. Sikap dingin yang dulu itu kini berganti dengan persahabatan...
Persahabatan... Aku jalani secara tidak sengaja saat menginjakkan kaki dikelas 9F ini. Mulai dari Ramda hingga Isa... Mulai dari Ansyah hingga Ria. Semuanya, telah mempunyai persahabatan dengan cirinya masing masing... Aku sadar, betapa berharganya hari ini dan selanjutnya dan seterusnya hingga Ujian Nasional tiba. Aku tak ingin melepaskan persahabatan yang telah dijalin ini dengan sia-sia. Banyak cerita yang telah aku alami, mulai dari cerita menyenangkan, cerita menyedihkan, hingga cerita percintaan pun telah aku lewati. Beginilah kisah hidupku...
***
Bayangkan saja, mulanya aku tidak begitu mengerti apa itu persahabatan, apa itu pertemanan. Tapi, setelah anak-anak 9F yang menemaniku melewati hari-hari yang sangat cepat berlalu, aku jadi mengerti apa itu persahabatan, apa itu pertemanan. Mereka mengajariku segalanya, semuanya. Terima kasih kawan, aku sangat menghargainya :)
Aku tidak begitu populer ataupun eksis disekolah, tetapi aku bisa dibilang mempunyai teman yang cukup banyak di kalangan anak-anak eksis atau populer yang tidak ingin atau hanya terpaksa bergaul dengan anak-anak di bawah derajat mereka. Di kelas 9F ini, semua rata-rata anak-anaknya adalah anak populer maupun eksis, yah yang bisa dikenal banyak orang atau mungkin hampir satu sekolah mengenalnya, karena mereka aktif di OSIS ataupun salah satu ekstrakulikuler yang mempunyai banyak peminatnya, mulai dari kelas 7 hingga kelas 8. Keberadaanku di kelas 9F ini awal mulanya tidak diakui, tetapi, lama-kelamaan kami akhirnya berteman juga. Dikelas yang bermayoritas anak populer dan eksis ini merembet wabahnya menuju diriku, akibatnya aku menjadi anak yang dikenal cukup banyak orang. Mungkin aku berbeda dengan anak-anak lain yang menyenangi dirinya menjadi anak populer maupun eksis dan menginginkan diri mereka bisa menjadi seperti yang lain, tetapi, aku akui saja, aku tidak begitu senang menjadi orang lain, aku lebih senang menjadi diri sendiri dan diterima oleh semua orang apa adanya diriku, bukan sebagai orang lain.
Cukup sekian aku membuat singkat cerita tentang diriku.
***
Inilah tentang kehidupan cintaku...
Semester 2... Semua anak fokus pada Ujian Nasional, begitu pula aku. Namun, entah kenapa aku tidak bisa menghadapi yang namanya MATEMATIKA, entah dari dulu aku memang seperti ini, ataukah saat SMP aku berubah? Sepertinya aku memang dari dulu tidak suka pada apasanga yang namanya MATEMATIKA. Itu membuat otakku menyusut, karena aku tidak begitu pintar dalam hal hitung-menghitung, di pelajaran inilah aku memulai sebuah rasa...
Kelas 8 tahun lalu, aku tidak begitu menyadarinya hingga kelas 9 ini, ternyata dia memang menonjol dalam pelajaran ini, pelajaran yang sangat aku tidak sukai, MATEMATIKA. Aku memang sahabat dekatnya, kadang-kadang kita mengobrol saat istirahat berlangsung, kadang aku mengikutinya kemanapun dia pergi, dia bernama Nauval... Aku memang menyukainya saat berada di kelas 8, tapi entah kenapa saat kelas 8 semester 2 aku tidak begitu menyukainya lagi hingga kelas 9 semester 1. Kelas 9 semester 2 pun tiba, entah mengapa aku bisa menyukainya lagi... Hari Senin kemarin, aku diajari matematika olehnya, dan entah kenapa pelajaran itu langsung masuk ke otak tanpa perlu berpikir lagi, dia memang sangat berbeda dari semua anak laki-laki yang pernah ku kecengi... Dan rasa itu pun hilang kembali, ternyata aku pun menyadarinya bahwa aku hanya sekadar mengaguminya saja, bukan menyukainya...
Dia, dia memang berbeda dari yang lain, banyak anak perempuan sebaya denganku yang menyukainya, memang dia terlihat berbeda, fisiknya... Dia memang ganteng, itulah alasannya kenapa banyak perempuan sebaya denganku menyukainya, tapi, sebenarnya, mereka yang melihat luarnya atau fisiknya saja tidak akan bisa menilai apa yang terdapat dari dalam dirinya. Anak ini, memang dia ganteng, yah itu nilai plus untuk fisiknya, selain itu dia jago dalam bidang olahraga futsal, dan dia juga sangat baik hati, entah aku yang merasa atau memang sikap dia begitu - perhatian... Dia itu adalah Antonio... Antonio, ya... Aku baru mengenalnya saat kelas 9 semester 1 karena aku tidak begitu mengenal banyak orang pada saat kelas 8 lalu. Aku mengenalnya pada saat sahabatku, Anbar, mengajakku untuk memasuki ruang kelas bimbingan belajarnya, dan saat itulah aku melihatnya, aku sadar betapa rupawannya ia, dan aku pun mulai berpikir, anak ini adalah anak sekolahku yang berada di kelas 9H, ternyata tak lama dari situ, aku dan dia pun saling kenal, hingga sekarang pun, aku menyukainya apa adanya, banyak orang yang bilang bahwa dia itu punya ego yang tinggi, tapi aku akan menerima dia apa adanya, andai dia tahu yang sebenarnya...
Lain lagi halnya dengan anak yang satu ini, dia selalu memotivasi hidupku, selalu. Tetapi, sejak kelas 9 semester 2 lah aku mulai menyukainya, kita berkenalan di dalam kelas bimbingan belajar Ganesha Operation. Aku baru mengenalnya saat bulan Juli, atau minggu kedua dari awal masuk bimbingan belajar itu. Iya, dia memang beda daripada yang lain... Dia sangat berbeda dari Nauval maupun Antonio, entah kenapa, begitu aku menyadarinya, aku ternyata bukan hanya menyukainya saja, aku telah jatuh cinta. Selama ini aku tidak pernah tahu ada apa dengan diriku saat ada dia disini dengan teman-teman satu GO ku tentunya, lama-kelamaan aku pun sadar bahwa... Aku telah jatuh cinta padanya. Dia mempunyai pendapat yang sangat berbeda dari orang lain, Nauval, Antonio dan aku sendiri, itulah yang menjadi ciri khasnya. Dia pandai dalam ilmu komputer, berbeda dengan Nauval dan Antonio, dia sangat, entahlah, menurutku itu motivator dalam hidupku. Dia itu... Parama. Sering kali aku berkomunikasi dengannya melalui media sms, tetapi entah kenapa, akhir-akhir ini dia menghilang... Dan aku tidak tahu apa penyebabnya, jadi aku hanya bisa berkomunikasi dengannya saat berada di GO saja... Aku tidak tahu mengapa, tetapi, pada malam Minggu pukul 17.50, saat aku sedang berada di kelas 3SMPS21 bersama Parama, Sangga dan teman-teman, aku meminjam handphone milik Parama. Saat aku sedang melihat daftar lagu yang ada di handphone miliknya, handphone itu bergetar, ada gambar surat berwarna kuning, sudah pasti ada sms masuk, sebelum aku menyerahkan kembali handphone kepada pemiliknya, aku sempat membaca nama pengirim sms tersebut, seorang anak perempuan, mungkin teman sekelas atau teman satu sekolahnya... Entah kenapa, aku tidak tahu harus berkata apa, jadi aku akan mengutip salah satu bait pada lagu Secondhand Serenade, "My tears run down like razor blades", Mungkin seperti itulah yang aku rasakan didalam hati. Sejak saat itulah aku menyadari bahwa aku telah jatuh cinta padanya...
Mungkin, hanya segitu yang dapat aku ceritakan pada kisah cintaku, hanya ada 3 orang dalam hidupku ini yang sangat berarti setelah Jordy yang sekarang berada di SMA. Entah, aku hanya menyayangi ketiga orang tersebut walau aku menyukai banyak anak laki-laki... Nauval, Antonio, Parama... Aku sayang kalian :')
0 comments:
Post a Comment