Puncak hujan meteor Leonids diperkirakan akan terjadi antara 17-18 November 2010. Dari Indonesia, peristiwa tahunan ini dapat disaksikan Kamis dini hari hingga subuh, asalkan cuaca cerah. Para ahli meteor memprediksi bahwa tahun ini orang-orang bisa melihat kurang lebih 15-20 meteor setiap jamnya.
Meteor-meteor akan bergerak radial dari pusatnya sekitar Rasi Leo yang terbit sekitar pukul 01.00 dini hari di arah timur. Rasi Leo yang mengilustrasikan gambar singa khas dengan dua bintang besarnya yakni Regulus di atas dan Denebola di bawah.
Beberapa meteor menghasilkan cahaya terang yang luar biasa, menyerupai bola api. Meteor itu akan tampak menyala dan meledak dalam sekejap. Jejak ledakannya bisa diamati, kadang bisa bertahan hingga beberapa detik, bahkan menit.
Waktu yang tepat untuk melihat adalah waktu antara tenggelamnya bulan dan terbitnya matahari atau saat langit benar-benar gelap. Sementara, tempat yang tepat adalah lokasi yang menampangkan langit luas tanpa banyak polusi cahaya di sekitarnya.
Meteor Leonid adalah meteor-meteor yang berada di arah rasi bintang Leo. Meteor ini merupakan serpihan-serpihan dari komet Temple Tuttle. Revolusi bumi akan membawa bumi berdekatan dengan lokasi serpihan-serpihan itu, memungkinkan beberapa serpihan memasuki atmosfer bumi dan terbakar serta tampak sebagai bola-bola cahaya.
Seorang astronom bernama Jeremie Vaubaillon dari Institut de Mecanique Celeste et de Calcul des Ephemerides di Perancis telah membuat peta terkini (tahun 2010) lintasan bumi yang "bersentuhan" dengan lintasan meteor-meteor ini. Menurut peta tersebut, meteor akan bisa terlihat dari tanggal 8-24 November 2010, dengan puncaknya tanggal 17-18 November 2010.
Meteor itu bergerak berlawanan dengan arah gerakan bumi. Kecepatan gerak meteor ini bisa mencapai 72 kilometer per detik. Pada tahun 1999-2002, pernah terjadi fenomena badai meteor ini karena ribuan meteor Leonid bisa disaksikan setiap jamnya.
0 comments:
Post a Comment